L.O.V.A

My photo
ampang, Malaysia
liyxa... aku seorang yg kuat membebel, (bak kate bf aku),seorang yang kelakar, n ske menghappy kan org. x suke pada orang yg hipokrit..paling aku pantang, adakala nye aku panas baran..orang yg kenal aku lame tahu la baran aku mcm mane..x ske benda yg complicated..manja, n ske dimanja kan...ske pegi vacation tmpt yg aku ske pegi of coz la pntai...tenang jiwa aku dow!n mcm2 la mengenai aku nie..mls nak cite lebey2...hhuhu

Sunday, December 12, 2010

WALISONGO

Walisongo atau Walisanga dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanahJawa pada abad ke-17. Mereka tinggal di tiga wilayah penting pantai utara Pulau Jawa, yaitu Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, dan Cirebon diJawa Barat. "Walisongo" bererti sembilan orang wali.

Era Walisongo mengakhiri penguasaan kebudayaan Hindu-Buddha dalam budaya Nusantara dan digantikan dengan kebudayaan Islam. Walisongo adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Peranan mereka sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat Walisongo ini lebih banyak disebut berbanding dengan ulama yang lain.

Nama-nama Walisongo

Masing-masing tokoh tersebut mempunyai peranan unik dalam penyebaran Islam. Nama Walisongo adalah

Mereka adalah para intelektual yang menjadi pencetus perubahan masyarakat. Mereka memperkenalkan berbagai bentuk peradaban baru, mulai dari kesihatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan dan kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan.

Pengajian

Pesantren Ampel Denta dan Giri adalah dua institusi pendidikan paling penting di masa itu. Dari Giri, peradaban Islamberkembang ke seluruh wilayah timur Nusantara. Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati bukan hanya ulama, namun juga pemimpin pemerintahan. Sunan Giri, Bonang, Kalijaga, dan Kudus adalah kreator karya seni yang pengaruhnya masih terasa hingga sekarang. Sedangkan Sunan Muria adalah pendamping sejati handai taulan.

Mulai dari Maulana Malik Ibrahim yang menempatkan diri sebagai "tabib" bagi Kerajaan Hindu Majapahit; Sunan Giri yang disebut para kolonialis sebagai "paus dari Timur" hingga Sunan Kalijaga yang mencipta karya kesenian dengan menggunakan nuansa yang dapat difahami masyarakat Jawa, yakni nuansa Hindu dan Buddha.


No comments:

Post a Comment